2.3. Gamelan Renteng
Di samping kedua gamelan yang telah disebutkan di atas, di Jawa barat pun hidup suatu unit gamelan lain yang biasa disebut gong renteng atau degung renteng.
2.3.1. Nama Waditra
a) Bonang/Kukuang renteng/Koromong, terdiri dari 12 sampai 14 buah penclon
b) Saron/Salukat/Cecempres/Gangsa, terdiri dari 12 sampai 14 bilah
c) Jengglong, terdiri dari 5 sampai 7 buah
d) Kenong/Panglima, terdiri dari 5 sampai 7 buah
e) Kendang dan Kulanter
f) Gong Besar sebanyak dua buah
2.3.2. Fungsi Waditra
a) Bonang/Kokuang/Koromong sebagai pembawa melodi lagu
b) Saron/Salukat/Cecempres/Gangsa berfungsi sebagai melodi, dapat juga sebagai lilitan lagu dan kadangkala pula sebagai accompagnement
c) Jengglong, sebagai rangka/arkuh lagu
d) Kenong/Panglima sebagai akhir kalimat lagu
e) Kendang dan kulanter sebagai pengatur irama
f) Gong sebagai penutup kalimat lagu/panganteb rasa
2.3.3. Motif-motif tabuh
Motif tabuh yang terdapat pada gong renteng ini disesuaikan dngan fungsi waditra. Oleh karena itu, kebanyakan tabuh untuk boning banyak motif tabuh digumek seperti halnya pada degung untuk lagu-lagu gumekan.
2.3.4. Nama-nama gending
nama gending-gending pada gong renteng antara lain: Asmarandana, Bango Butak, Boyong, Pangkur, Papandana, celeng, Didikiran, hujan palis, Kejo tutung, Kapatihan, teleganjur, Galatik Ngunguk, dongdang, dan lain-lain.
No comments:
Post a Comment